TNI AL KOPASKA (KOMANDO PASUKAN KATAK)
TNI AL – KOPASKA
Kopaska (Komando Pasukan Katak) adalah Satuan pasukan khusus matra
laut ini dikenal sebagai “Navy Seal” nya Indonesia.Yang bermarkas di
Armada timur(Armatim). Memang di tinjau dari aspek kelahirannya, KOPASKA
sangat terkait dengan U.S. NAVY Seal. Tiga orang prajurit ALRI di masa
orla (1961) diberangkatkan ke depo – depo pendidikan US NAVY guna
mendalami tehnik peperangan laut khusus yaitu selam tempur, UDT
(Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut dan pengamatan
pantai. Kopaska dibentuk mendesak dan mendadak akibat akan
dilaksanakannya operasi trikora untuk merebut Irian Barat dari tangan
Belanda. Panglima AL R.E Martadinata saat itu memutuskan untuk membentuk
pasukan khusus aspek laut (atas perintah Bung Karno) untuk memperlancar
terlaksananya misi yang bisa terbilang “mission impossible” bagi
kekuatan ALRI yang saat itu sebenarnya belum siap untuk melaksanakan
perintah tersebut. Manusia katak yang lazim disebut “Frogmen” ini
berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta bawah air.
Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia katak tempur
di seluruh dunia. Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya segala
metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD, AU dan AL
yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan satuan
elit AL berbaret biru tua ini. Bagaimana tidak? Pengalaman panjang
puluhan tahun menempa para prajurit terbaik AL ini menjadi pasukan
tangguh yang dipercaya menjalankan misi penting dalam operasi tempur
yang dilaksanakan ABRI / TNI. Letjen TNI Ryamizard (Pangkostrad saat
itu) mempercayakan pendidikan intelijen aspek laut untuk calon anggota
Ton Tai Pur kepada KOPASKA. Tak tanggung – tanggung instruktur KOPASKA
yang diturunkan adalah mereka yang telah berkualifikasi setara US NAVY
SEAL.
Kopaska diresmikan Presiden Sukarno pada tanggal 31 Maret 1962. Saat
itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di depan
presiden di dermaga ujung Surabaya. Bung Karno nampak puas dengan
kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan
katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh
personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan
perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska.
Maka dari itu Kopaska saat itu mendidik
pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah calon korps pelatih
pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit tempur yang diambil dari
anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah bertugas di kapal perang. Dan
Angkatan III adalah 3 peleton anggota RPKAD yang dilatih menjadi
“frogmen”.
HIRARKI
Komando Pasukan Katak adalah pasukan khusus berkualifikasi komando
dan ke –paska – an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan
kombatan di TNI – AL bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di
Korps Marinir. Hal ini dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak
harus mempunyai kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara
individual. TNI – AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru
di satuan elit berbaret biru tua ini. Standart yang tinggi, pengalaman
bertugas di KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang
prajurit KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima
TNI.
STRUKTUR ORGANISASI
Satuan Pasukan Katak Armada Barat
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT
Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Pasukan Katak Armada Timur
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan
Timur). Masing – masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari
berbagai korps dalam TNI AL yang duluya juga pernah menempuh pendidikan
Kopaska. Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin
oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang
Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat
Laksamana Pertama. Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka
terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan
kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi
antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar. Kopaska juga akan
resmi menyandang gelar pasukan komando. Dansatpaska TNI – AL bisa juga
memproteksi anggotanya dari tekanan dan kepentingan pihak luar atau para
petinggi TNI / TNI – AL yang tidak sesuai dengan karakter dan tupoksi
pasukannya. Seperti sekarang, anggota Kopaska juga ada yang tergabung
dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini sempat menjadi Kontroversi dan
polemik tersendiri antara petinggi Korps Marinir dan petinggi TNI – AL
mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2 pasukan dengan 2 karakter, kultur
dan tradisi yang berbeda. Walaupun keahlian tempur bisalah dikatakan
hampir sama. Toh, secara gampang orang awam akan berpikir “katak itu
juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa melakukan UDT,Reconnaissance di
wilayah pantai yang akan didarati sampai memasang rambu untuk
pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska. Namun Taifib adalah bagian
dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib secara keseluruhan
adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan marinir. Berbeda
dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval Warfare secara utuh
untuk kepentingan TNI AL dan TNI. Pertanyaan kian memuncak kala itu
karena faktanya satuan masing – masing (Kopaska dan Taifib) telah punya
unit penanggulangan teror. Jadi untuk apa disatukan dalam Detasemen Jala
Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar, keren dan
fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi, harap diingat
kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus semuanya dan
bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya seperti Raider dan
Ton Tai Pur. Sebab rasanya baru kali kita dengar Marinir dan Kopaska
bergabung dalam satu kesatuan selain dalam Paspampres. Dan seharusnya,
kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota campuran Taifib Marinir dan
Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur komando atas pasukan itu
berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN JAKA TNI – AL. Bukan
dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang.
SISTEM REKRUITMEN
Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standart diatas rata – rata dan
kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska. Dan di
lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit yang
mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal
KODIKAL Surabaya ini. Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini
menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska.
Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan
mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai
kodratnya sebagai pasukan amfibi. Persyaratan Calon Prajurit Kopaska :
Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir)
Berdinas minimum 2 thn di KRI / Kapal Perang RI
Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI)
Lulus Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas)
Lulus Tes Ketahanan Air
Lulus Psikotest khusus
Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun
Mempunyai wawasan luas baik militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan senjata dengan baik
Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah untuk menempuh dikbrevet
paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal Kodikal TNI AL Surabaya.
Disana tes terakhir mencakup keseluruhan materi tes bagi para calon.
Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan asalnya.
PENDIDIKAN KOPASKA
Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir 10 bulan terbagi atas beberapa
tahap yang meliputi teori dan praktek lapangan baik di darat dan laut.
Materi pendidikan Kopaska terdiri atas :
Akademik Paska
Kepaskaan
Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir)
Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di
darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik &
free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut.
Inteligen Tempur
Sabotase dan kontra sabotase
Demolisi bawah air
Latihan pemantapan (berganda)
Pendidikan Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan
Komando Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska. Sampai
saat ini biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau
diundang untuk melatih di Kopaska. Hal terkait dengan sejarah dimana
anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada
tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan”
inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman
dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun
1964. Berkaca dari kesuksesan tersebut para calon anggota Kopaska
diharuskan menempuh pendidikan Komando di Batujajar sebelum menempuh
kualifikasi Paska. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Yang diperlukan
adalah skill individual dan standart diatas rata – rata yang dituntut
Kopaska tidak terpenuhi lewat pendidikan komando marinir. Mungkin sedari
awal Kopaska merasakan ketidak sesuaian antara doktrin Marinir dengan
doktrin Kopaska pada pendidikan Komando ala Marinir ini karena
diperuntukkkan untuk pasukan reguler yang berskala besar dan hanya
ditempuh 2 bulan saja di PUSLATPUR MARINIR Karang Tekok Situbondo.
Pendidikan Komando ala Marinir tak beda dengan pendidikan kecabangan
Infanteri pada TNI – AD. Sangat berbeda sekali dengan pelatihan komando
Kopassus Batujajar yang sangat “terasa” special force – nya dengan
metode yang 100 % menggerakkan unit kecil setingkat regu atau individu.
Tidak ada istilah bertempur dengan ukuran lebih besar dari ukuran
peleton di Kopassus. Maka dari itu standard diatas rata – rata harus
dilekatkan dengan prajurit baret merah ini. Namun di masa itu, Kopaska
tak bisa bergerak karena KSAL sepertinya tidak menanggapi opsi keberatan
para manusia katak ini. Hingga pada akhirnya mereka akhirnya bisa
mengadakan pendidikan komando secara mandiri.
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang
membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama
pasukan katak adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan
pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat
menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama
standard pasukan khusus. Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba –
tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu
karet, dayung, tidur sebentar lantas 10 menit kemudian para siswa
disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digebuki oleh
para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang
telah diberikan. Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa
berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah
bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak
gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa
menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi. Fase selanjutnya
adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang
didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase.
Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik
atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi
jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari
dan berenang baik dalam kolam maupun laut.
Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah
para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan
unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan,
Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta,
pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR
dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak
menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan
salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan
penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. Biasanya ada
pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga
kualitas lulusan. Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan
pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga
terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk
merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun. Sapabila tak punya
mental baj, siksaan fisik bertubi – tubi dari pelatih yang berperan
sebagai musuh apabila si siswa tertangkap…cukuplah membuat si calon
Kopaska mundur dari pendidikan karena cidera atau stress.
Lulus dari tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah
para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa
ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga
di tempuh di Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau
Sekolah Para TNI AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman
Bandung. Namun biasanya pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para
Korps Marinir dengan alasan efisiensi biaya. Dalam latihan ini para
calon di latih selama 3 minggu yang meliputi : Ground Training (mengenal
parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan
latihan loncat dari menara 34 kaki), Latihan loncat dari menara 250
kaki, dan 1 minggu praktek (3 kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali
terjun siang full gear dan 1 kali terjun malam full gear). Setelah lulus
mereka berhak mendapat brevet para dasar (non marinir) yang biasanya
disematkan di kantong sebelah kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan
pesawat Cassa milik PUSPENERBAL (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) di
Lanudal Juanda Surabaya. Sebenarnya apa yang dipelajari di sekolah para
di masing – masing angkatan untuk rating para dasar adalah sama. Hanya
saja karena Sekolah Para terdapat di tiap angkatan, maka brevet para
dasar , lanjutan atau free fall yang berbeda beda bentuknya di tiap
angkatan. Uniknya, brevet para dasar TNI AD adalah sama bentuknya dengan
“Gold Wing” nya U.S. NAVY / U.S. MARINES. Gold Wing adalah brevet para
lanjutan untuk prajurit U.S. NAVY atau U.S. MARINES yang lulus sekolah
terjun bebas dan dengan tehnik HALO / HAHO. Karena sekolah para dasar
(Airborne School) di jajaran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat cuma 1
yaitu Fort Benning. Tepatnya di markas besar U.S. Army Ranger. Disinilah
seluruh personel AB Amerika menempuh rating para dasar dari semua
angkatan. Pasukan Katak juga punya ilmu tambahan yaitu terjun laut
dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water
jump.
Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur.
Materi yang menekankan pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan
selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima
pada tahap Komando. Mereka harus bisa mendata, mencari tau berapa
komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang
simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa
tidak diketahui musuh. Walaupun kelihatannya sederhana namun
sesungguhnya apabila si calon tidak menguasai benar ilmu yang telah
didapat sebelumnya, maka dipastikan dalam tahap ini akan menemui
kesulitan dan gugur karena setiap personel melakukan tugasnya sendiri –
sendiri.
Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater
Demolition Team (UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas
pasukan katak di seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli
pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close
Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam
laut dipelajari disini. Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari
dikma brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup
keseluruhan materi yang pernah diberikan pada juga tahap ini. Latihan
ini sering mengambil tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab
pada waktu yang sama, Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang
mengadakan pendidikan bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet
Komando Hutan selama 2 bulan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1
tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT,
Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak
TNI – AL ini didepan para petinggi TNI AL.
Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret biru Kopaska, Brevet Manusia
Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet disesuaikan dengan dimana mereka
menempuh sekolah para dasar), brevet menembak TNI – AL, Brevet Selam
TNI AL, Brevet renang selat dan brevet lainnya yang berhak mereka
kenakan di dalam dinas. Juga PDL loreng baru Kopaska. Sebagai awal,
mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan
Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa menempuh pendidikan
spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing – masing minimal
setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska. Biasanya walaupun bukan
merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan kata “Katak”
sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya misal : Sertu
(Katak) Ali Mahmud.

FUNGSI ASASI KOPASKA
1. TUGAS DALAM OPERASI AMPHIBI
· Beach Recconaisance
· Post Reconnaisance
· Beach Clearing
· Lead and put Beach shore navigation
2. OPERASI KHUSUS
· Sabotase / Anti Sabotase
· Clandestein
· Salvage Combat
· Mine Clearance Ops
· Send and Pick up agent
3. OPS TAMBAHAN
· PAM VIP VVIP & Vital Obj
· Underwater Survey
· SAR
· Factual Information Gathering
RENTANG PENUGASAN
Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari tahun 1962 sejak
berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat. Mulai operasi
infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan
mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda
Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Bahkan segelintir pasukan katak
“jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan
Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura
untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi pembersihan
ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi.
Itu masa Orla, di masa Orba lain lagi ceritanya. Kopaska didaulat
merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu adalah “TO” nya
TNI. Yaitu Malaysia. Pasuka ini dinamai Pasukan Khas Laut (PASKAL TLDM).
Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen Garuda. Dalam
operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus yang tergabung
dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan mulai tahun 1973
mencari data, informasi dan menggalang massa serta membangun jaringan
intelijen. Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena memang jarang
sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Kerahasiaan mereka
dipegang teguh dalam setiap aksinya. Kopaska aktif dalam setiap latihan
gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya secara konsisten
walaupun dengan keterbatasan alutsista. Peningkatan skill individu tetap
dilaksanakan.
Kopaska sering diserahi tugas mendidik pasukan khusus lain dalam TNI
mengenai ilmu tempur khusus kelautan. Pasukan khusus berskala peleton
yang dilatih Kopaska adalah Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus
penanggulangan teror Paspampres. Untuk Paspampres biasanya yang
diajarkan adalah materi pengamanan bawah air. Ketika berlatih bersama
U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari pasukan khusus TNI lainnya mengeruk
ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang ilmu Naval Special Warfare ataupun
lainnya. Medan yang digunakan bisa di daerah latihan Satpaska Armabar
atau Armatim. Inovasi dan kemampuan Kopaska semakin ter asah dengan
baik.
Dalam operasi pemulihan keamanan di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang
menyusup pertama kali untuk mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu
pantai, menyiapkan daerah pendaratan dan mengumpulkan data intelijen.
Karena mereka selalu bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama
Kopaska terdengar pada berita yang ada di media cetak maupun televisi.
Penyerbuan basis GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya
adalah buah kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan.
Dikabarkan bahwa P. Nasi yang tempatnya berada I sebelah utara NAD
adalah penyimpanan senjata selundupan GAM. Kopaska, Taifib Marinir dan
Kopassus langsung menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya,
memang ada gudang penyimpanan senjata selundupan yang digunakan AGAM
untuk merongrong NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung
dikirim dari Swedia sebagai basis GAM diluar negeri.
DETASEMEN ANTI TEROR KOPASKA
Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar masing – masing
mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror / penanggulangan teror
yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris terutama di lautan,
bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas pantai dan pulau –
pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan operasi khusus sesuai
perintah Panglima TNI. Untuk menjadi anggota Detasemen Khusus ini
seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas minimal 3 tahun, minimal
sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3 keahlian spesialisasi
tingkat II (muda) di bidang menembak, selam, terjun payung dan kelautan.
Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan Armabar dijadikan satu.
Khusus mendalami materi perang darat, CQB, persenjataan dan lintas udara
mereka bisa pula dikirim ke Sepursus Pusdik Passus. Sedang mendalami
kemampuan tempur yang berbau “air asin” yang memang “khas” nya Kopaska,
personel pilihan ini dididik di SEPASKAL dengan materi pendalaman selam
tempur, renang dengan tangan dan kaki terikat sejauh 3 km, intelijen,
sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak lepas pantai, Water Jump,
operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai plus metode dan tehnik
pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan itu ditutup dengan
ujian final terhadap semua materi yang telah diberikan dan penyematan
brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang mewakili. Dalam
perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa yang dinamai
Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska sebagai salah
satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir. Pendidikan calon
anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut)
yang dijalani selama 6 bulan. Biasanya personel Kopaska yang tergabung
dalam unit anti teror memakai brevet Naval Special Warfare yang sama
persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals. Kopaska juga berlatih
dengan tim Seal dari AL Singapura dan berkesempatan untuk mencoba
senapan serbu AB Singapura terbaru yaitu : SAR 21
Kopaska baru – baru ini mengembangkan modifikasi tehnologi torpedo
berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang digunakan
untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan dari kapal
selam. Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur
berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa
dilewati. Baret Kopaska diganti dari biru tua menjadi merah bara. Sejak
30 April 2007